Makasih buat yang udah sengaja mampir, terdampar, atau tiba2 tersesat diblog aneh ini. Makasih juga buat om gugel yg udah membawa kalian ke "blog aneh, buat orang aneh...."



Eits, kalo udah baca jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ok !

Rabu, 22 Oktober 2014

Good Ending Chapter 4






Chapter 4
Killer

"Aku akan menjadi dewa di kehidupan yang baru"


Setelah mengantarkan Sinka pulang Raito kemudian berjalan pergi ke sekolah. Saat dijalan ponsel Raito berdering ternyata dari Sinka. Sinka menghubunginya dengan suara seperti sedang menangis. Ayahnya memarahinya dan hari ini dia memutuskan untuk bolos sekolah. Raito yang tahu Ayahnya memarahi Sinka, Raito kemudian kembali kerumah Sinka dia bertemu dengan ayahnya Sinka dan menjelaskan tentang yang terjadi kemarin.

*

Raito yang bolos di pelajaran pertama pun tiba di sekolah. "Darimana saja kau Raito" tanya Louis.
"Aku ketinggalan kereta terakhir jadi aku naik bis" jawabnya.
"Hey Raito, belakangan ini aku lihat kau sedang dekat dengan salah seorang gadis kelas satu itu, apakah kalian sudah pacaran?" tanya Raheem.
"Ah, tidak aku tidak punya pacar"
"Tapi aku pernah melihatmu bersama dengannya di stasiun, dan kalian pergi ke arah Setzusen itu bukan jurusan ke arah rumahmu kan?" Raheem kembali bertanya. "Sebaiknya kau jujur pada kami" lanjut Raheem.
"Baiklah itu benar aku mengantarnya pulang dia siswi kelas 1B dan rekanku di ekskul basket. Tapi aku dan dia tidak pacaran!" ujar Raito menjelaskan pada teman-temanya.
"Apa? Kau masuk ekskul basket, bukannya saat SMP kau bilang kau tidak bisa bermain basket?" tanya Louis yang mana adalah teman Raito yang sejak masih duduk di bangku SMP.
"Aku ikut ekskul basket karena wakil ketua"
"Apa kau bilang? Kau menyukai kak Veranda?" Louis menarik seragam Raito "bukankah kau tahu aku menyukai kak Veranda!" Sambungnya, Louis kemudian melayangkan kepalan tangannya yang besar ke wajah Raito. Raito pun terjatuh ke lantai dengan bibir yang berdarah. Sontak kejadian ini membuat ruangan kelas menjadi gaduh, lalu Raheem mencoba untuk melerai Louis yang yang terus memukuli Raito.
"Ku peringatkan kau jika kau mencoba mendekatinya lagi aku tak segan untuk membunuhmu!" ancam Louis.
"Louis apa yang kau lakukan dia teman kita" kata Raheem yang mencoba meredakan amarah Louis yang sedang memuncak.
"Kau yang akan mati lebih dulu Louis!"  bisik Raito. Ini pertama kalinys Louis memukul Raito yang sudah dikenalnya sejak masih SMP.

Mendengar keributan terjadi di kelas 2A membuat para guru datang. "Apa yang terjadi apakah ada perkelahian!" tegas suara guru sosiologi.
"Hey kau, dan kau, ikut aku keruang kepala!" lanjutnya.
Kemudian Raito dan Louis pun mengikuti para guru untuk menemui bapak kepala.
"Apa yang kalian lakukan hah!." Bentak bapak kepala.
"Memalukan' apa kalian sadar kalian ini siswa kelas A. Kelas panutan tapi kelakuan kalian tidak lebih dari seorang berandalan, kalian akan mendapatkan skors 1 minggu kalian dibebaskan dari semua kegiatan sekolah."

"Kenapa wajahmu?" Veranda melihat luka dibibir Raito.
"Ah tidak aku tadi terjatuh di tangga" kata Raito.
"Dasar ceroboh lain kali kau harus berhati-hati ya!"
"Terimakasih"
"Bagaimana apa sudah ada kemajuan?" tanya Veranda
"Tentu sekarang aku bahkan sudah bisa memasukan bola ke ring, meskipun masih di dalam lingkaran." jawab Raito sambil tertawa.

Latihan basketpun dimulai seperti biasa tanpa kehadiran Sinka. Hari ini Raito banyak mengobrol dengan Veranda. Namun sayang hari ini akan menjadi latihan terakhirnya karena Raito mendapat skorsing dari semua aktivitas kegiatan sekolah termasuk ekskul basket untuk satu minggu kedepan. Tidak ingin kehilangan Veranda selama satu minggu Raito kemudian mencoba mengikuti Veranda yang pulang sendirian, tanpa disangka Veranda naik kereta ke arah Hollow dan turun di stasiun Hollow. Tidak lebih dari sepuluh menit jalan kaki Veranda sampai di rumahnya. "Ternyata rumahnya kak Veranda tidak jauh dari rumahku."  bisik Raito dalam hati.

*

"Diberitahukan pimpinan teroris yang melarikan diri dari penjara St. Saint telah ditemukan dalam kondisi meninggal, penyebab kematian dipastikan serangan jantung" suara berita di televisi.
Mendengar itu sontak Raito kaget sehingga gelas di tangannya terjatuh dan pecah. "Mustahil tidak mungkin ini terjadi, aku membunuhnya?"-.
"Apa yang kau lakukan Raito kau ingin menghabiskan semua gelasku?" tanya ibu yang marah melihat Raito memecahkan gelas.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." jawab Raito.

Raito tidak percaya dengan apa yang telah ia lihatnya. Dia kemudian berjalan masuk kekamarnya. Ckreeeek.. Pintu terkunci dengan rapat sehingga tidak ada yang bisa masuk ke dalam kamarnya, Raito membuka laci meja belajarnya dimana Death Note itu disimpan. Dia mulai memikirkan tentang apa yang telah diperbuat. "Ini pasti tidak mungkin, ini bisa saja hanya kebetulan, aku bukan seorang pembunuh!"-

Keesokan harinya Raito tetap memakai seragam sekolahnya dan pergi sekolah, tentu dia tidak akan masuk sekolah dia hanya tidak ingin orangtuanya tahu dia mendapat skorsing.

"Apa kau melihat Raito?" tanya Veranda pada Sinka saat latihan ekskul basket.
"Maaf aku tidak tahu," jawab sinka.
"Tapi bukan kah kau teman dekatnya, aku selalu melihatmu pulang bersamanya saat latihan."
"Akan aku hubungi dia nanti, ayo lanjut latihan kak kita harus berikan yang terbaik di kouhen nanti" kata Sinka.

Sepulang latihan basket Sinka menghubungi Raito untuk menanyakan kabarnya, namun ponsel Raito tidak dapat dihubungi. "Apa yang kau lakukan Raito?" cemas Sinka dalam hatinya.
Sudah tiga hari Raito tidak masuk sekolah dan ponselnya tidak dapat dihubungi, lalu Sinka memutuskan untuk datang mengunjungi kelas Raito, dia kemudian mendapat penjelasan tentang Raito dari teman kelasnya. Sinka kemudian mencoba kembali menghubungi ponsel Raito dan.. Kring... Kringggg.... Suara ponsel Raito berdering. "Hah dari Sinka!"

"Haloo..."
"Apa yang kau lakukan bodoh! Dimana kau!" terdengar suara Sinka marah dari ponsel.
"Aku... Sebaiknya kau temui aku di bukit belakang sekolah!" kata Raito.

Sinka pun pergi untuk menemuinya saat jam istirahat. "Apa yang kau lakukan disini dasar bodoh?" tanya Sinka "belakangan ini aku mencarimu kemana-mana dan kau hanya duduk manis disini?" lanjut Sinka.
"Aku sedang malas untuk belajar" jawab Raito
"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau mendapat skorsing?"
"Ini bukan urusanmu, kau tidak perlu tahu semua masalahku!"
"Tapi aku..."
"Jika kau kesini hanya untuk menayakan itu, sebaiklah pergilah!" bentak Raito marah.

Sinka pun kemudian berlari meninggalkan Raito, dia berlari dengan air mata dipipinya "kau tahu aku menghawatirkanmu, Raito"--

Tanpa ada rasa bersalah telah memarahi Sinka, Raito hanya tetap duduk di bawah pohon dan diapun mengeluarkan Death Note dari tasnya. "Apa benar Thorsen Henis mati karena namanya kutulis dibuku ini? Aku akan mencobanya sekali lagi!. Bisik Raito dalam hatinya.
Sepulang sekolah Raito melihat temanya Marvin, teman sekelasnya saat masih di kelas satu dulu. Dia sedang memukuli seorang murid SMP, "berikan uangmu cepat! Atau kau akan kupukul." ancam Marvin kepada anak SMP itu. Marvin memang terkenal suka membully anak-anak yang lemah termasuk Raito, beruntung Raito mempunyai teman seperti Louis, Marq, Stefan dan Raheem mereka selalu menolong Raito jika diganggu oleh Marvin. Barkan Louis tak segan-segan untuk untuk berkelahi dengannya.
"Dia anak yang nakal, dia tak pantas hidup di dunia ini. Akan ku kirim dia ke nerakanya!" Raito kemudian mengambil Death Note nya dan segera menuliskan "Marvin Lingard" . dan setelah empat puluh detik. "Agggghhh... Dadaku.... Sakitt... Sekali.." lalu diapun tergeletak di jalan dengan mulut penuh dengan darah. "Apa yang terjadi? Marvin kau baik-baik saja" tanya temanya yang bersamanya. "Oh tuhanku, dia telah mati" lanjut temanya itu.
Raito yang kemudian melihat Marvin mati segera berlari menuju rumahnya. Dia mengunci kamarnya segera dan berbaring di tempat tidurnya. "Buku ini benar, dia mati ditanganku, aku benar-benar seorang pembunuh"-.

***


Chapter 5 akan dipublis dua hari lagi
Baca Chapter 3 disini

Good Ending Chapter 3





Chapter 3
Try it!

"Menarik dengan ini aku bisa membunuh hanya dengan menulis namanya"



Pelajaran pertama sudah dimulai hari ini Ayana kembali masuk sekolah, tampak semua orang menghapirinya dan menanyakan kabar tentangnya karena kemarin dia tidak masuk tanpa ada keterangan. "Oh, maaf kemarin aku sedikit tidak enak badan, rumahku jauh dari sekolah" jawab Ayana "tapi sekarang aku baik-baik saja kok, terimakasih ya kalian sudah memperhatikanku" lanjutnya sambil tersemyum. Senyumannya yang manis dan keramahannya membuat semua murid laki-laki maupun perempuan senang bersamanya, termasuk teman-temanya Raito. Sepertinya hanya Raito satu-satunya murid laki-laki yang tidak pernah mencoba menggoda Ayana.
Saat jam istirahat Veranda datang menemui kelas Raito. Dia menanyakan Raito kepada temannya. "Apa Raito ada?" tanya veranda.
"Raito kau beruntung sekali ada gadis cantik menemuimu!" ujar salah seorang teman sekelasnya."

Kedatangan Veranda ke kelas 2A membuat heboh seisi ruang kelas, apalagi Veranda datang karena ingin menemui Raito. Jessica Veranda Lontoh yang juara umum ujian dua kali peringkat pertama beruntun saat kelas satu dan dua ini selalu masuk top three murid terpintar di SMA Los Santos di Maria, fotonya yang manis selalu ada terpajang di Mading sekolah. Apa lagi jabatannya sebagai wakil ketua klub basket semakin menaikan popularitasnya di sekolah.
Raito kemudian menghampiri Veranda dan mereka pun berjalan bersama keluar dari kelas. Namun ada seseorang yang tidak suka melihat mereka bersama dia adalah Louis. Sebenarnya Louis mempunyai perasaan kepada Veranda dia pernah mengungkapkan perasaannya kepada Veranda saat masih kelas satu dulu. Tetapi karena sejak masih SMP Louis terkenal suka bergonta-ganti wanita, perasaannya pun ditolak oleh Veranda dengan alasan tidak ingin mengganggu sekolahnya. Louis selalu bercerita kepada Raito tanpa tahu bahwa temanya itu menyukai gadis yang sama dengannya"

"Ada hubungan apa antara kau denganya, Raito?"

*

"Maaf aku mengganggumu" kata Veranda gugup karena semua murid melihatnya berjalan bersama Raito di lorong kelas.
"Ah tidak sama sekali" jawab Raito.
"Aku kesini ingin memberi tahumu, nanti sore aku tidak bisa latihan aku harus ikut rapat komite dan jangan lupa minggu depan tim basket putri kita akan mengikuti kouhen, aku ingin kau datang dan memberi dukungan untuk tim kita." pinta Veranda,
"Aku pasti akan pergi dan mendukung tim".
"Terimakasih, jangan sampai lupa ya!"

Kouhen adalah kejuaraan olahraga antar SMA di seluruh wilayah Donington yang diadakan setiap tahunnya. Ada sepuluh cabang olahraga yang akan di pertandingkan, SMA Los Santos di Maria adalah juara umum tahun lalu.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu Raito?" Sinka bertanya ketika melihat Raito tresenyum bengong saat latihan.
"Kau tahu kak Veranda Menemuiku dan memintaku untuk mendukungnya di pertandingan tim basket putri hari minggu depan."
"Hahaha..... Bodoh kau" ejek Sinka,
"Apa maksudmu bilang aku bodoh?" tanya Raito geram
"kau tahu bukan kau saja yang ditemui kak Veranda semua anggota klub basket juga ditemuinya. Dia menemuimu karena dia tidak punya nomor ponselmu!" lanjut Sinka.

Raito kemudian terdiam lemas seperti tidak ingin melanjutkan latihanya, kemudian Sinka mengajaknya untuk pulang bersama.
Saat berjalan-jalan di pinggiran pertokoan di Hollow mereka berhenti sejenak ketika melihat berita di papan iklan raksasa. "Diberitahukan kepada semua warga di seluruh Donington terutama wilayah Setzusen telah terjadi penyerangan di penjara St. Saint. Dan diberitahukan agar semua warga berhati-hati karena ada seorang teroris yang bernama Thorsen Heins telah kabur dari penjara St. Saint! Tolong jangan abaikan pesan ini sampai ada pemberitahuan berlanjut dari pihak kepolisian". Suara dari komandan kepolisian Yami Yagami yang mana adalah ayah dari Raito.

"Hah, bukankah itu arah kerumahmu?" Raito bertanya kepada Sinka,
"Bagaimana ini aku takut"
"Tolong jangan tinggalkan aku Raito." Sinka yang ketakutan memegang erat lengan Raito.
"Kau akan baik-baik saja bersamaku."- kata Raito mencoba menyakinkan Sinka.

*

Tampak semua mall, kantor dan pertokoan di kawasan Setzusen telah menutup tokonya lebih dini. Tidak hanya mall dan perkantoran fasilitas umun seperti stasiun pun ikut tidak beroperasi, tidak ada seorang pun dijalan petang di Setzusen tampak seperti kota mati.


"Semua statsiun ke arah Setzusen telah ditutup pak!" kata komandan polisi Yami Yagami kepada kepala kepolisian Morgan Rise.
"Kenapa kau memberi tahu semua warga bahwa penjara St. Saint diserang! " bentak Morgan kepada komandan Yami, "apa kau tidak tahu dampaknya terhadap citra kepolisian Donington!, komandan!." sambung kepala kepolisian Morgan Rise.
"Maafkan saya pak, ini kesalahan saya. Saya bertanggung jawab atas semua ini" sahut komandan Yami.

Raito yang kehabisan cara bagaimana agar bisa mengantar Sinka ke Setzusen akhirnya  memutuskan untuk membawa Sinka kerumahnya. Raito meminta izin kepada ibunya agar Sinka dapat menginap dirumahnya. Ini pertama kalinya Raito mebawa wanita kerumahnya. Ibu yang tahu bahwa Raito yang selama ini tidak mempunyai pacar mencoba menggoda Sinka.

"Kau sangat manis Sinka, ibu senang karena kamu mau pacaran dengan Raito."
"Apa yang ibu lakukan....!!!" bentak Raito yang merasa malu ibunya yang terus mencoba menggoda Sinka.
"Kau ini sangat kasar sekali kepada wanita Raito..!!!" ibu tak tak kalah keras.
"jika kau seperti ini gadis manis ini bisa meninggalkanmu." lanjut ibu mengancam.
"Maaf nyonya, tapi sebelumnya kita belum pernah pacaran." ujar Sinka.
"Ah jangan panggil begitu panggil saja ibu!"
Raito yang merasa malu akan kelakuan ibunya itu membawa Sinka ke kamar. "Ini adalah kamar tamu kau bisa beristirahat disini, aku akan membawakan handuk untukmu mandi."

Hari ini ayah Raito pulang lebih cepat. Saat makan malam Ayah Raito yang heran ada wanita selain ibu dan Sayu pun kemudian bertanya kepada Sinka, tapi Raito dengan cepat segera menjelaskan tentang temanya itu.

"Semoga kau senang disini Sinka."
"Maaf mengganggumu tuan." ujar sinka
"Kau sama sekali tidak mengganggu, akhirnya puteraku seudah dewasa. Haha..." canda Ayah.
"Raito, Sayu apakah kalian tahu saat ini diluar sangat berbahaya. Tadi pagi para kelompok teroris menyerang penjara dan berhasil membawa kabur pimpinan mereka."
"Aku sudah tahu ayah aku mendengarmu di berita."
"Jika kalian melihat orang ini hati-hati lah" kata Ayah sambil memberikan selembar poster dengan wajah pimpinan teroris itu.

Makan malampun selesai, kemudian Raito masuk ke dalam kamarnya dia membuka laci meja belajarnya yang terkunci dan mengambil Death Note. "Aku akan mencobanya. Akan kutulis namanya disini lagipula jika benar dia akan mati tak masalah kan dia seorang penjahat!". Kata Raito dalam hatinya.
Raito kemudian menuliskan nama Thorsen Heins dan melihat wajahnya di poster. Tuk.... Tuk... Tuk... Terdengar suara ketukan dipintu dan screeeeeettt... Suara pintu terbuka "Maaf apa aku mengganggumu?" ternyata Sinka datang dan ingin meminjam ponsel Raito untuk menghubungi Ayahnya.
"Banterai ponselku habis aku takut ayahku menghawatirkanku." lanjut Sinka.
Raito segera memasukan Death Note miliknya kedalam laci meja belajarnya.

*

"Hallo... Ada apa?"
"Maaf tuan, nona Sinka tidak ada di rumah!"  terdengar suara seorang pembantu dari balik telepon.
"Apa maksudmu?"
"Iya tuan sejak dari sekolah nona belum kembali"
"Cepat suruh orang dirumah untuk mencarinya. Aku akan segera kesana!" perintah Steve Julian ayah Sinka.
"Apa yang kau lakukan nak, saat ini diluar sangat berbahaya."

Tiba-tiba kriiiiing..... Kriingggg... Suara ponsel Steve berdering.
"Haloo..."
"Ayah...."
"Sinka dimana kau? ayah mencarimu kemana-mana!"
"Maaf ayah aku ketinggalan kereta terakhir. Ayah jangan khawatir aku baik-baik saja kok, aku menginap dirumah temanku" kata Sinka. -


***
to be continued.... Chapter 4 disini
Baca chapter 1 disini
Baca chapter 2 disini


Selasa, 21 Oktober 2014

Good Ending Chapter 2


Chapter 2
Meet and Found

"Seandainya aku bisa seperti mereka"


Hari ini tidak ada guru yang masuk di jam pelajaran terakhir seisi kelas menjadi seperti di pasar, tugas yang diberikan oleh guru kepada ketua kelas pun tidak dikerjakan kelas elit A ini pun seperti kelas F. Kelas untuk murid yang mendapat nilai terendah saat ujian sebelumnya dan dihuni anak-anak nakal lebih tepatnya seperti kelas berandalan. Tentu berbeda jauh dengan kelas A dan B yang dihuni murid-murid pintar.
Ternyata tidak semua murid kelas A yang hanya bermain-main. Raito melihat Ayana sedang mengerjakan tugas yang telah diberikan ketua kelas. Dia ingin menghampiri Ayana dan berkenalan dengannya, namun Raito segera mengurungkan niatnya itu dia tidak ingin menjadi bahan gosip teman sekelasnya karena mendekati Ayana apalagi sepertinya semua laki-laki dikelasnya menyukai Ayana. Raito kembali duduk di bangkunya dan melihat ke arah lapangan basket dari jendela. "Sudah jam dua waktu sepertinya berjalan cepat hari ini"--

*

Raito memutuskan untuk pergi ke lapangan basket, di lapangan masih belum ada orang karena ekskul basket akan dimulai pukul 4 sore. Raito kemudian masuk ke lapangan basket lalu "akhirnya kau datang juga!" seru gadis yang yang mengajaknya kemari.

"Hey Sinka kau sudah datang ya!" tampak seorang temannya menyapanya dengan nama Sinka dan datang menghampiri mereka.
"Iya nih aku sudah tak sabar latihan"
"Latihan kan dimulai jam 4, dan siapa cowok ini? Apa dia......"
"Dia orang yang yang aku ceritakan kemarin dia ingin bergabung dengan klub basket kita" cepat jawab Sinka.

"Apa yang dia lakukan, apakah dia tidak tahu aku tidak bisa bermain basket? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Raito dalam hatinya. Dug... Dug... Dug... Suara jantung Raito mulai berdegup kencang.

"Hey, perkenalkan dia wakil ketua club basket kita kak Veranda!" ujar Sinka.
"A.... Aku.. Aku Raito dari kelas 2A, salam kenal!."

Veranda adalah wakil ketua ekskul tim basket dia sangat cantik terlihat modis dan fahsionable. Karena sering bermain basket Veranda memiliki tinggi badan yang ideal sebagai model dia bahkan lebih tinggi 5cm dari Raito. Akhirnya Raito bersalaman dengan gadis yang disukainya sejak masih di kelas satu. Ini adalah perkenalan mereka yang pertama. Sebelumnya Raito sudah mengenalnya saat pertama kali masuk SMA Los Santos di Maria, saat itu Veranda yang masih kelas dua menjadi pembicara saat promosi ekskul club basket. Raito menyukai Veranda saat pertama kali melihatnya, namun Raito tidak bergabung karena tahu dia tidak bisa bermain basket dan mungkin akan menjadi olok-olok temannya nanti. Mulai saat itu Raito selalu melihat latihan ekskul basket di balik jendela kelas dan melihat gadis yang di sukainya dari kejauhan.
Ini mungkin seperti mimpi tapi kini gadis itu ada di depanya dan tersenyum manis padanya. Raito kini melihat Veranda sangat dekat hingga... "Apakah kau pernah bermain basket sebelumnya?" tanya Veranda antusias.
"Tidak, aku bahkan belum pernah memegang bola basket"
"Kau harus mencobanya, cobalah lemparkan bola ini ke ring disana!"
"Tapi... Aku... Aku... Aku tidak bisa bermain basket"
"Cobalah kau pasti bisa!" ujar Sinka mencoba menyemangati Raito.

Raito pun melemparkan bola itu kearah Ring, namun bolanya malah tidak sampai ke ring. Sontak para pemain dan atlit basket yang sudah datang menertawakannya. "Hahaha.... Bodoh sekali dia melempar bola di jarak dua poin saja tak sampai bagaimana kalau three point."  Raito yang mendengar ejekan dari para pemain pun berlari meninggalkan lapangan. Tampak Sinka mulai mengejarnya sementara Veranda merasa bersalah karena sudah menyuruhnya melakukan tindakan yang membuatnya malu.

Setelah cukup jauh dari lapanangan Sinka berhasil mengejar Raito "apa yang kau lakukan?"
"Kau tahu kan sekarang! Sudah kubilang aku tidak bisa bermain basket tapi kenapa kau terus membujukku melakukannya?" bentak Raito.
"Itu karena aku ingin membatumu mendapatkan cintamu! Kau tidak bisa terus seperti ini kau harus berjuang jika ingin mendapatkannya. Kau tahu dengan sikapmu seperti ini kau tidak lebih dari seorang pengecut." bentak Sinka tak kalah keras.
Raito terdiam.
"Maafkan aku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya ingin bersamanya."
"Aku mengerti akan situasimu, besok datanglah ke lapangan basket dengan wajah ceria." Sinka mencoba untuk kembali menyemangati Raito.
"Kau mau kemana?" tanya Raito yang melihat Sinka berjalan meninggalkannya
"Aku mau pulang."
"Aku akan mengantarmu sebagai permintaan maaf"
"Itu tidak perlu, tapi jika itu adalah sebagai permintaan maafmu. Baiklah Raito" kata sinka.
"Kau terus membantuku, bagaimana dengan pacarmu?"
"Aku tidak punya!"

Akhirnya Raito mengantar Sinka dan merekapun naik kereta arah Setzusen di stasiun dekat sekolah.

Sampai dirumahnya Raito terkejut karena melihat rumah Sinka yang sangat besar. Sinka mengajaknya untuk masuk ke dalam rumahnya, dari sanalah Raito tahu bahwa Sinka adalah anak dari seorang pejabat pemerintahan ayahnya adalah putera dari pangeran Lookherstain adik dari raja Williams. Ternyata Sinka masih keturunan kerajaan yang memerintah di negara ini, tapi mereka tidak tinggal di Westafallen tidak seperti anggota kerajaan lainnya. Selain dengan ayahnya dia tinggal bersama kakak lelakinya dan ibunya telah lama meninggal. Mereka banyak mengobrol hingga tahu satu sama lain.

*

"Kristen Abraheem Linkin? "
"Hadir...."
"Raito Yagami? "
"Hadir..."
"Louis Martin Andreas? "
"Hadir"
"Ayana Shahab? "
"......."
"Ayana.... Dimana Ayana?"
"Tidak masuk pak!" kata salah seorang murid.

Rupanya hari ini dia tidak masuk, semua murid laki-laki di kelas bertanya-tanya kemana Ayana gadis manis paling cantik di kelas 2A yang tidak masuk tanpa ada keterangan. Tanpa kecuali Raito dia memikirkan tentang Ayana si gadis misterius yang kedatangan dan kepergiannya selalu membuat heboh seisi ruang kelas. Hari ini dia benar-benar menjadi trending topic di SMA Los Santos di Maria.

"Hey Sinka dimana temanmu itu, apakah dia jadi masuk tim basket kita?" tanya Veranda kepada Sinka.
"Aku tidak tahu, sepertinya dia tidak akan kembali lagi."
"Sayang sekali ya, padahal kita kekurangan orang di tim basket putera." sahut ketua klub basket Lukas.

Latihan pun berjalan seperti biasa tanpa kehadiran Raito. Hingga tiba-tiba.... "Maafkan aku aku terlambat" suara yang datang itu adalah Raito yang berlari ngos-ngosan masuk ke lapangan.
"Ku kira kau takan pernah kembali. Haha....." canda Sinka.

Latihan pun berjalan kembali sampai selesai, hari ini Raito bisa sedekat ini dengan gadis yang disukainya ini mungkin seperti mimpi baginya. Kemudian Raito menawarkan Sinka untuk pulang bersamanya, namun Sinka menolak dengan alasan sudah ada janji untuk pulang bersama dengan Veranda dan Yuvia.
Saat di jalan pulang Raito berhenti sejenak melihat ada suatu benda yang menarik perhatiannya ternyata itu sebuah buku berwarna hitam dia mengambilnya dan melihat ada tulisan "DEATH NOTE"  di cover bagian depan nya. "Seseorang pasti telah menjatuhkanya" kata Raito dalam hatinya, Raito kemudian membawa buku itu pulang kerumahnya.
Ckreeek..... Bunyi pintu kamar Raito telah terkunci rapat sehingga tidak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalam kamarnya lalu dia menghampiri meja belajarnya dan mulai membuka halaman pertama buku tersebut. "How to use it" tulisan pertama buku tersebut.


The human whose name is written in this note shall die.
This note will not take effect unless the writer has the person's face in their mind when writing his/her name. Therefore, people sharing the same name will not be affected.
If the cause of death is written within the next 40 seconds of writing the person's name, it will happen.
If the cause of death is not specified, the person will simply die of a heart attack.
After writing the cause of death, details of the death should be written in the next 6 minutes and 40 seconds.
If a page in this book has been full of this book will ignite by itself.

Manusia yang namanya tertulis dalam catatan ini akan mati.
Catatan ini tidak akan berlaku kecuali penulis memiliki wajah orang tersebut dalam pikiran mereka saat menulis namanya. Oleh karena itu, orang yang berbagi nama yang sama tidak akan terpengaruh.
Jika penyebab kematian ditulis dalam 40 detik berikutnya menulis nama orang, itu akan terjadi.
Jika penyebab kematian tidak ditentukan, orang tersebut hanya akan mati karena serangan jantung.
Setelah menulis penyebab kematian, detail kematian harus ditulis dalam 6 menit dan 40 detik.
jika halaman di buku ini ini telah penuh buku ini akan terbakar dengan sendirinya.


***

To be continued....
Yang belum baca chapter pertama klik disini dan chapter ketiga akan di publis dua hari lagi.

Update baca chapter 3 disini



Minggu, 19 Oktober 2014

Good Ending Chapter 1


Chapter 1
Greetings!


"Dia begitu indah, bisakah aku mendapatkannya atau hanya menjadi pemujanya"



Teng... Teng... Teng... Tenggggg....

Tak terasa hari ini ujian pelajaran terakhir selesai semua murid siswa dan siswi pun segera meninggalkan kelas. Namun salah seorang murid masih tetap duduk di kursinya dan melihat ke arah lapangan basket dari jendela kelasnya di lantai tiga.

''Kenapa kau masih disini, Raito?" tanya temannya yang bernama Raheem.
"Oh, tidak, aku hanya sedang tidak ingin pulang."
"Apa kau sedang punya masalah? Ceritakan saja pada kami? "
"Tidak. Aku baik-saja ok" singkat Raito
"Ujian sudah selesai apa besok kau mau ikut bersama kami?" tanya Marq yang tiba-tiba memotong pembicaraan.
"Maaf aku tak bisa, lain kali saja ya!"
"Uhh.. Membosankan, sebaiknya aku pergi sajalah" ujar Raheem sambil meninggalkan Raito sendiri.

Jam di dinding telah menunjukan pukul 6 sore tampak semua pemain ekskul basket telah mulai berkemas dan meninggalkan lapangan. Sudah dua jam lebih dia masih duduk di bangkunya sambil melihat ke arah jendela. "Sudah sore sepertinya aku harus pulang" kata Raito dalam hatinya. Dan saat di lorong kelas tak sengaja Raito melihat seorang gadis yang sangat cantik, gadis itu memandang ke arah Raito sambil tersenyum manis. Namun Raito dengan cepat mengalihkan pandangannya dan berjalan merunduk. Sepertinya Raito tidak menyukai gadis itu.

Saat di jalan pulang Raito memikirkan tentang gadis yang dia temui tadi, "siapa gadis itu? Sepertinya aku belum pernah bertemu dengannya, apakah dia murid pindahan" tanya Raito dalam hati.

Keesokan harinya...
"Hey, Raito apa kau baik-baik saja? Sejak kemarin ibu lihat kau hanya mengurung dirimu di kamar, apa kau sakit?"
"Tidak bu, aku cuma kelelahan saja" singkat jawab Raito pada ibunya.
"Tadi temanmu menelfon apa kau mau ikut liburan ke Cabanna beach?"
"Iya nanti aku telpon dia." balas Raito sedikit malas.
"Bu sepertinya aku akan tetap di kamarku, aku merasa kurang enak badan." lanjut Raito.

*

Tampak semua murid SMA Los Santos di Maria antusias karena hari ini adalah hari pertukaran kelas, semua murid kelas satu akan bertukar kelas saat naik di kelas dua. Dua minggu liburan sekolah telah selesai hari ini saatnya Raito mulai belajar di kelas dua SMA.

"Hey Raito, bagaimana liburanmu? akhirnya kita sekelas lagi ya? " seru Raheem.
"Aku hanya dirumah. Iya, tapi sayang Marq dan Stefan beda kelas ya?"
"Hahaha... Itu karena mereka bodoh tidak bisa masuk elite class A" ujar Louis memotong pemicaraan.
"Kau tidak boleh seperti itu Louis bagaimanapun juga mereka tetap genk kita" bela Raheem

SMA Los Santos di Maria adalah salah satu sekolah favorit di kota Donington, di sekolah ini setiap kenaikan kelas selalu di adakan pertukaran antar kelas. Murid yang nilai ujiannya mendapat nilai tinggi akan masuk di kelas A kelas elit. Dari genk nya hanya Raito, Raheem dan Louis yang masuk kelas elit kelas A. Sedangkan Marq masuk kelas B dan Stefan kelas F.

Teng.... Teng... Teng.....
Bel tanda pelajaran pertama sudah dimulai, tiba-tiba tanpa terduga... "Huft, maafkan saya pak saya terlambat" ujar seorang siswi yang datang terlambat. "Hah. Dia, dia yang kutemui waktu itu kan?" tanya Raito dalam hatinya.

"Wow dia cantik sekali, siapa namamu cantik?" goda salah seorang murid lelaki.
"Siapa namamu? Dan kenapa kau terlambat di pelajaran pertamaku" bentak guru sosiologi yang terkenal paling galak di sekolah ini.
"Maaf pak, saya Ayana" jawabnya. "Saya ketinggalan kereta" lanjutnya.
"Alasan saja kau ini, kau akan mendapat hukuman karena keterlambatmu di pelajaran pertama....!!!!"
"Maafkan saya pak" pinta Ayana.
"Cepat keluar....!!!!" perintah guru sosilologi yang terkenal galak di sekolah ini.
"Tapi pak..."
"Keluar...!!!.." betak pak guru sambil menunjuk ke arah pintu.

Ayana pun berjalan meninggalkan kelas, saat di depan pintu Ayana berhenti dan memandang sebentar ke arah Raito. Raito melihatnya menangis tapi Raito kembali mengalihkan pandangannya dari ayana. Ayana pun pergi dengan air mata di pipinya.

Disaat jam istirahat semua siswa membicarakan tentang Ayana. Ayana sangat cantik dia berambut panjang sebahu dan memakai pita di rambutnya. Raito yang mulai bosanpun meninggalkan kelas dan menuju kantin, kemudian Raito melihat Ayana yang sedang duduk sendirian di anak tangga tak jauh dari kelas. Saat Raito akan menghampiri ayana. Tiba-tiba "Hey pengintip! Mau kemana kau?" Seorang gadis berpenampilan menarik  datang dan mengagetkannya.

"Apa maksudmu dengan pengintip?" Tanya Raito heran.
"Iya pengintip, kau pengintip. Apa yang kau lakukan berdiri di balik jendela kelas jika bukan mengintip kami yang sedang bermain basket kan?"
"Aku tidak mengintipmu" Raito membela.
"Oh lalu siapa yang kau intip di lapanagan basket? Apa kau menyukai salah seorang cewek di ekskul basket?" Tanyanya lagi.
"Sudah kubilang aku bukan pengintip dan aku Tidak suka cewek basket."
"Jangan bohong! Akhir-akhir ini aku selalu melihatmu beridiri di balik jendela kelas, sudah jelas kau mengintip kami. Beritahu aku siapa cewek yang kau suka? Aku kah atau jangan-jangan kau menyukai wakil ketua? "
"Ini bukan urusanmu, permisi" Raito kemudian meniggalkannya dan berjalan ke arah kantin. Hari pertama di kelas dua mebuat Raito tidak betah apalagi adanya seorang gadis yang mencoba menyelidiki nya.

Raito adalah seorang siswa dari SMA Los Santos di Maria, perawakannya sama seperti siswa yang lainnya tidak seperti Raheem yang berbadan tinggi besar dan berotot kekar. Raito adalah yang terpandai diantara genk nya. Raheem, Louis, Mark dan Stefan, namun tidak dengan pelajaran olahraga. Sejak dari Sekolah Dasar Raito selalu buruk dalam pelajaran olahraga dan hingga sekarang Raito selalu bolos pelajaran olahraga. Raito anak yang biasa-biasa saja ayahnya adalah seorang komandan di kepolisian Donington. keluarganyanya berkecukupan tapi tidak sekaya keluarganya Louis. Sepulang jam sekolah dia selalu menjadi yang terakhir meninggalkan kelas. Bukan karena ingin mengerjakan tugas melainkan melihat seorang gadis di ekskul basket yang ia sukai. Raito yang tidak bisa bermain basket hanya mampu melihat gadis yang disukainya dari kejauhan. "Seandainya aku bisa bermain basket" -

*

Hari pertama di kelas dua telah selesai semua murid telah meninggalkan kelas. Hanya tinggal Raito sendiri. Dia seperti biasa melihat latihan ekskul basket di balik jendela kelasnya yang berada di lantai tiga, hanya ada wakil ketua tim yang berada di lapangan. "Dia cantik sekali apakah aku bisa mendapatkannya?"-

"Sudah kuduga ada gadis yang kau sukai di klub basketku!" suara seorang gadis mendekatinya.
"Hah, apa yang kau lakukan disini? Ini bukan kelasmu kan?" Raito kaget karena ada seorang gadis bersamanya di dalam kelas.
"Jangan mengalihkan pembicaraan!, akhirnya aku tahu siapa gadis yang selama ini kau intip."
"Aku.... Aku... Hanya..." -
"Kau menyukai wakil ketua klub basket Veranda!"
Raito hanya terdiam setelah rahasianya terbongkar, gadis itu tahu bahwa Raito menyukai wakil ketua klub basket Veranda.
"Kenapa kau tidak menghampirinya? Kau tahu kau sama saja dengan seorang pecundang." ejek gadis itu.
Raito hanya tetap terdiam.
"Besok sore datanglah ke lapanagan basket, itu juga jika kau ingin mendapatkannya." sambung gadis itu. Gadis itu pun berjalan pergi meninggalkan Raito.
"Tapi aku tidak bisa bermain basket!" teriak Raito
"Temui aku di lapangan besok!"

Raito mulai gelisah tidak tahu apa yang harus dia lakukan, apakah besok sore dia harus ke lapanagan basket dan menemui gadis itu atau tetap duduk di balik jendela dan melihat mereka latihan. Tapi jika Raito besok sore datang ke lapangan basket ada baiknya untuk Raito karena dia bisa bertemu dengan gadis yang disukainya Veranda.

***

To be continued... Chapter kedua "Meet and Found" akan di publiskan dalam dua hari lagi

Update!. Baca chapter kedua klik disini



Senin, 07 Juni 2010

Sebuah Cerita Dibalik Buku Tahunan Sekolah

Tujuanku menulis kaya gini bukannya mau sombong, tapi pengen beda aja ngasih kenang2an buat temen2ku. Tujuannya sih biar kalian tetep inget ma aku hehe... Berhubung lg mau perpisahan sekolah, aku membuat ini apa ya namanya? Dibilang cerpen, tapi kayanya bukan deh???. Ya udah deh dongeng aja. Ni dongeng pantesnya dibaca sblm tidur.... Biar mirip kaya lagu yg judulnya "dongeng sebelum tidur" hehe....

Tapi judul yg pantes buat cerita ini apa ya?... Ya udah deh judulnya "Catatan Akhir Sekolah". Tapi kok kaya judul film ya? hehe... Oh iya, karena aku suka bgt ma band PETERPAN, aku kasih judul "Sebuah Nama Sebuah Cerita". Tapi diedit lagi jadi "Sebuah Cerita Dibalik Buku Tahunan Sekolah" Sebenarnya sih buat nulis kaya gini, kan dah ada buku tahunan. Tapi dibuku tahunan itukan kita cuma boleh nulis 20-40 karakter aja kan... Makanya aku tulis aja diblogku mudah2an sih ada temen2ku yg baca ini posting. Amin... Kalo ada guru2 yg ngebaca gimana nih?.... Bagus donk biar guru2 pada tau, kalo ada muridnya yg sekreatif akyu ini hehehe.... (gE'eR bener nih anak).

Okelah kalau begitu aku mulai aja....


Disuatu tempat sedang diadakan pesta yg sangat mewah dan terlihat megah atau elit (padahal cuma perpisahan sekolah doank hehe....). Bahkan banyak seleb2 papan atas yg datang kesana. Salah seorang wartawan sedang mewancarai seorang aktor beken yg saat ini sedang terkenal2nya....

Warta : Hai Ion, apa kabar?.... .

Aktor : Baik,..
(kalo biasanya diparty2 minumnya bir atau minuman2 lain digelas yg seksi itu loh aku lupa lagi namanya apa? Pokoknya gelas yg seksi. Si artis malah pake botol dot buat bayi).

Warta : Boleh nggak kalo kita ngobrol2 dikit?...

Aktor : Boleh mau ngobrol apa?... (kemudian si artis membuka buah pisang dimakan deh).

Warta : Kamu kan seorang artis yg terkenal dan punya banyak fans. Pastinya kamu sibuk banget donk. Lalu gimana cara kamu buat mengatasinya?.

Aktor : Sebenernya yg ngurusin yg kaya2 gitu sih, aku serahin aja semuanya ke managerku. Tapi aku selalu sempet kok buat ngasih kabar ke para fansku..
(ini bukanya sombong loh tapi ceritanya emang kaya gini).

Warta : Nama kamu itukan Roni Maulana. Kok sekarang diganti jadi Ion sih?.. Ion itukan cairan tubuh hehe..

Aktor : Nama aku emang Roni Maulana. Aku juga gak tau kenapa di Ion2 sih. Awalnya Ion dijadiin nama panggilanku waktu aku kecil. Nama itu dikasih ma pamanku.

Warta : Oh, iya. Katanya kamu suka makan2 makanan yg dijual kaki lima ya....

Aktor : Emang!

Warta : ih, kamu kok mau sih makan makannan ya dijual dipedagang kaki lima.

Aktor : Ya, kalo makan yg dijual itu aku suka. Ya aku beli aja meskipun dijual dipedagang kaki lima. (dengerin tuh).

Warta : Tapi kamu gak malu apa?

Aktor : Nggak tuh, ngapain malu. Makanan yg dijual disitukan halah. Bersih lagi.

Warta : Kamu punya artis yg kamu sukai gak?

Aktor : Banyak sih sebenarnya...

Warta : Siapa tuh?

Aktor : Aku suka banget ma Peterpan, Agnes Monica, Olga Syaputra, Rafi Ahmad, Donita, Chelsea Olivia, pkonya bayak deh..

Warta : Denger2 nih km lg deket ma Putri Titian ya? Hayo.. Jawab..

Aktor : Ok!! Akan ku jawab. Aku dan Putri Cuma temen biasa.

Warta : Katanya kamu suka baca komik2 manga ya?. Apa gak malu kalo dibilang seorang otaku?.

Aktor : ngapain malu, kan banyak orang yg juga suka ma komik manga. Aku emang seorang otaku, aku juga suka nonton anime jepang.

Warta : Kalo boleh tau ini pesta perpisahan apa sih?

Aktor : Ini sebenernya pesta perpisahan buat aku dan para fansku.

Warta : Emang km mau kemana?

Aktor : Jujur, aku mau mau berhenti bergelut didunia akting.

Warta : Kenapa?, km kan sedang terkenal2nya.. Lalu setelah kamu berhenti dari dunia entertaiment kamu akan ngapain?.

Aktor : Sebenernya aku mempunyai sebuah cita2. Aku ingin mengejar cita2ku diwaktu kecil...
(cita2nya bisa dilihat di "Mengenai Saya" tuh yg disamping kanan)

Warta : Kamu punya pesan pesan buat fansmu gak?

Aktor : Jangan sepelekan hal2 yg kecil,, karna km gak bakalan tau bahwa sesuatu yg kecil itu dimasa depan akan berguna buatmu dan bisa merubah hidupmu.

Warta : Baik makasih Ion semoga km bisa mengejar cita2mu yg terkenang semasa kecil. Dan semoga km bisa kembali lg kedunia entertaiment ini.

Aktor : Amin. makasih.

Warta : Baik td kita sudah banyak mengobrol dgn seorang aktor papan atas yg meninggalkan dunia entertaiment. Semoga apa yg dicita2kannya waktu kecil bisa terwujud... Dan kami merindukanmu Ion... Selamat tinggal Sayonara..
(Sambil menangis termehek2. Hehe..)

Udah gitu aja ceritanya